0 4 min 5 mths

Kudus, Liputan7.Net – World Environment Day atau Hari Lingkungan Hidup Sedunia diperingati setiap tanggal 5 Juni. Pemerintah Desa Menawan Kecamatan Gebog, Kudus turut serta dalam aksi lingkungan menjaga kelestarian bumi.

Salah satu diantaranya dengan aksi penanaman rumput vetiver atau akar wangi di titik rawan khususnya di Kebun Kawis, dukuh Kambangan, Menawan.

Kepala Desa Menawan, Tri Lestari, mengatakan jika kegiatan itu dilakukan berkat kerjasama Pemerintah Desa Menawan dengan Tim Yayasan Konservasi Alam Nusanyara (Ykan) serta Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), serta pihak terkait yang ikut serta dalam kegiatan lingkungan itu.

“Saya mengucapkan terima kasih dan mengapresiasi semangat para tim yang berkenan hadir di even Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang juga merupakan rangkaian Menawan Mantu. Aksi hari ini tidak hanya penanaman Akar Wangi di Kebon Kawis Kambangan, tetapi juga ada pameran kisah konservasi muria dan njagong gayeng konservasi,” ungkapnya kepadaa wartawan usai penanaman, Rabu (5/6/2024) pagi.

Pihaknya berharap, momen ini menjadi ruang silaturahmi dan sinergi menjaga muria bersama agar muria hijau kembali. Tri berharap, sinergi ini terus berlanjut dan bisa menjadi rekomendasi, terutama bagi desa yang mengalami kontur kebencanaan yang sama.

Sementara itu, Rudi Zapariza selaku Stakeholder Manager Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN), menjelaskan, YKAN sebagai organisasi yang fokus mewujudkan Indonesia yang lestari, menjaga keseimbangan antara kebutuhan manusia dan kelestarian alam untuk generasi sekarang dan yang akan datang memiliki program di lokasi binaan termasuk enam Desa di kawasan Muria. Yaitu Menawan, Japan, Ternadi, Colo, Gondoharum dan Rahtawu.

“YKAN melakukan pendekatan berbasis komunitas bernama Aksi Inspiratif Warga untuk Perubahan atau SIGAP. Baik itu terkait pengelolaan sampah, rehabilitasi, maupun pariwisata,” terangnya.

Rudi menyebutkan, di momen hari lingkungan hidup ini para stakeholder melakukan sharing bersama dengan fokus lokasi desa sekitar muria. Ia menilai banyak persoalan lingkungan yang ada di Kabupaten Kudus. Baik dari sisi banjir, sedimentasi, rehabilitasi hingga DAS.

“Masalah lingkungan tersebut kami coba lakukan pendampingan dan sharing bersama dengan tujuan menjaga lingkungan muria,” tandasnya.

Kepala Cabang Dinas ESDM Wilayah Muria, Dwi Suryono, menjelaskan jika kawasan lereng Muria mempunyai kontur yang berpotensi rawan longsor. Terlebih lereng yang gundul, sehingga penting dilakukan penanaman rumput vetiver untuk mitigasi gerakan tanah.

“Tanah lereng ini masih banyak dihuni oleh warga. Sehingga jika tidak dilakukan penanaman akan membahayakan saat musim penghujan sebab air tidak memiliki ruang untuk mengalir,” ujarnya saat momen sharing bersama pegiat lingkungan muria.

Ia menjelaskan, tanaman vetiver mempunyai banyak manfaat bagi lingkungan hidup.

“Ada banyak manfaat tanaman vertiver, diantaranya daunnya menyerap karbon, sebagai pakan ternak, dapat mengusir hama dan bahan atap rumah, serta bahan dasar kertas. Sementara akarnya bermanfaat mencegah longsor dan banjir, melindungi infrastruktur, memperbaiki kualitas air, menyerap racun, dan menyuburkan tanah. Fungsi mencegah longsor dan banjir ini menarik, sehingga digalakkan untuk ditanam, tentu selain memiliki beragam fungsi lain,” jelasnya.

Ia menambahkan, jika akar vetiver mampu mengikat tanah. Karena bisa panjang dan melebar, akarnya seperti kawat. Bahkan, lanjut Dwi, akar juga masuk ke dalam tanah dan mudah tumbuh. Ini salah satu keunggulan lainnya,” jelasnya.

“Akan tetapi, masih banyak masyarakat yang abai dengan gerakan menanam tanaman ini. Banyak yang beranggapan tanaman vetiver tidak menghasilkan ekonomi,” pungkasnya. (AS/YM)



Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *