Kudus, Liputan7.Net – Sebanyak sepuluh seniman mural atau yang dikenal sebagai “writers” berkumpul untuk memperindah tembok-tembok di sepanjang Jalan Pengapon Nganguk, Kecamatan Kota Kudus. Aksi mereka dalam acara “King Spray Empire 2024” digelar pada Sabtu (7/9) dan Minggu (8/9), dengan hasil karya bertema galaksi menghiasi tembok sepanjang 33 meter.
Aditiya Krismawanto, yang akrab disapa Ambon, sebagai Ketua Panitia Pelaksana, menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk membangkitkan kembali gairah skena grafiti dan street art di Indonesia, khususnya di Kota Kudus, yang sempat meredup akibat pandemi. Acara ini juga merupakan bagian dari Festival Gravity Internasional, yang secara serentak dilangsungkan di Indonesia, Taiwan, dan Singapura.
“Kami berkolaborasi dengan produk cat kaleng Diton King dalam event ini, yang juga melibatkan seluruh store grafiti di Indonesia. Kebetulan kali ini Kudus ditunjuk melalui Bonegraff Store,” kata Ambon.
Ia menyadari bahwa street art masih sering dipandang negatif oleh sebagian masyarakat. Namun, menurutnya, street art adalah salah satu bentuk seni rupa dan media untuk menyampaikan kritik sosial. Ambon berharap kegiatan ini dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat serta mengarahkan calon seniman muda agar lebih bijak dalam berkarya.
“Kami ingin acara ini juga berfungsi sebagai edukasi bagi mereka yang ingin menekuni street art, agar bisa lebih terarah dan tidak sembarangan saat membuat karya,” tambahnya.
Ambon juga berharap acara serupa dapat digelar secara rutin, sehingga skena grafiti dan street art di Kudus tetap hidup dan berkembang. Ia pun membuka peluang untuk kolaborasi dengan komunitas lain demi menjaga semangat tersebut.
“Harapannya, kegiatan ini bisa terus berlangsung secara konsisten dan bisa berkolaborasi dengan komunitas seni lainnya,” jelasnya.
Ichiko, salah satu seniman mural yang ikut serta, mengapresiasi inisiatif dari Diton King dalam menyemarakkan kembali street art di Kudus. Ia melihat kegiatan ini sebagai penyemangat baru, khususnya bagi generasi milenial dan Gen Z, untuk lebih aktif berkarya di dunia street art.
“Acara ini memberi semangat baru bagi kami untuk terus mengembangkan street art di Kudus, terutama di kalangan generasi muda,” ungkapnya. (AS/YM)